Lilin Natalku, Suka Citaku

7:54 PM

Lilin Natal

My November Story 

Di mana ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. 

Di mana ada awal, pasti akan ada akhir. 

That’s life. 

Ketika akhir sebuah perjalanan akan menjadi awal perjalanan yang lain, dan sebuah perpisahan akan menjadi pertemuan dengan sesuatu yang baru. 

And that’s more about life. 

Hai November, welcome, berjalan dan bersahabatlah bersama ku di bulan yang indah ini.

Bulan yang akan menghantarkan pada pintu besar, dimana seluruh dunia akan bersuka cita dan tersenyum, menyambut Bapaku sang Raja damai.

Dimana akan terdengar suara nyanyian para malaikat, musik-musik natal akan bergema, warna-warni lampu natal  akan menghiasi dunia, dan sebatang pohon berwarna hijau akan menghiasi setiap rumah. 

setiap senyum akan terpancar dari wajah-wajah dari semua kalangan. 

Satu lagu yang selalu di hati, menghiasi dan melengkapi suasana natal, yang memiliki makna dan cerita yang luar biasa

Seorang anak yang tidak memiliki apapun (miskin) tapi ingin memberikan suatu hadiah kepada TuhanNya, dia berikan apa yang dia bisa. meski hanya sebuah lagu sederhana dengan drum/gendang yang amat sederhana.

Come they told me, pa rum pum pum pum
A new born King to see, pa rum pum pum pum
Our finest gifts we bring, pa rum pum pum pum
To lay before the King, pa rum pum pum pum,
rum pum pum pum, rum pum pum pum,
So to honor Him, pa rum pum pum pum,
Little Baby, pa rum pum pum pum
I am a poor boy too, pa rum pum pum pum
I have no gift to bring, pa rum pum pum pum
That’s fit to give the King, pa rum pum pum pum,
rum pum pum pum, rum pum pum pum,
Shall I play for you, pa rum pum pum pum,
On my drum?
Mary nodded, pa rum pum pum pum
The ox and lamb kept time, pa rum pum pum pum
I played my drum for Him, pa rum pum pum pum
I played my best for Him, pa rum pum pum pum,
rum pum pum pum, rum pum pum pum,
Then He smiled at me, pa rum pum pum pum
Me and my drum.

Maka dari itu berikan apa yang kamu punya, 
-berikan dari kekuranganmu jangan berikan dari kelebihanmu , karena hal yang sederhana lebih baik dari pada hal yang berlebihan- 

Jakarta, Kota Tempatku Menghabiskan Natal

Jakarta...

Ya...ibu kota setiap di penghujung tahun akan ada beberapa cerita yang tidak aku miliki, layaknya tahun- tahun sebelumnya

Jauh dari semua teman dan keluarga, rutinitas seperti biasa hanya bekerja, pergi dan pulang dari kantor, menghabiskan waktu untuk kesana, kemari, mall ke mall, melihat dekorasi natal dan sebagainya. 

Tapi satu yang kurang, aku tidak memiliki cerita natal yang utuh.

Menghabiskan waktu ke waktu untuk latihan natal, paduan suara, drama, dan membaca puisi Papa setiap tahunnya.

Ya Bapak adalah orang pertama membuat kami untuk turun dalam pelayanan gereja, dan setiap natalnya Ia selalu mendidik kami untuk selalu berani tampil di depan, berpuisi maupun bernyanyi, ataupun menari.

Dia sendiri yang turun mengajarkan kami cara membaca puisi dan gerakan setiap gerakan, agar puisi tersebut hidup, dia berhasil menjadi guru kesenian yang baik, karena setiap pembacaan puisi selesai, tepukan tangan dari orang2 yang mendengar menjadi miliknya yang utuh. 

Dan biasanya setelah di rumah dia selalu memuji kami dengan kata - bagus kali, tadi lantang kali bacaannya, itu baru anak bapak yang berani tampil, harus bisa lebih baik dari ini lagi nanti -  

Semua itu masih menjadi milikku beberapa tahun yang lalu, masih mengalir deras menjadi cerita natalku.

Tapi waktu terlalu cepat berlalu, kehidupan harus semakin berlalu, dan kehidupan orang dewasa semakin rumit, layaknya kabel yang kusut.

Harus memikirkan ini dan itu bahkan hari esok, sampai aku lupa bahawa bulan yang biasanya aku tunggu sudah tiba.

Jaman dan lingkunganku sudah berubah, Jakarta banyak memberiku perubahan, 

Yah meski ini kota kelahiranku, aku tidak lagi seorang yang terlibat dalam satu komunitas atau pelayanan gereja di sini, sehingga semua terasa sepi.

Tapi aku harus memahami yang namanya perbedaan, karena perbedaan itu indah.

Kenangan yang Masih Membekas di Bulan November

Dari semua itu tepatnya tanggal 5 November 2017 mengingatkanku kembali pada peristiwa satu tahun yang lalu

Seseorang yang datang membawa cerita, yang menyalakan lilin natal. 

Mengajarkan aku banyak hal, mengingatkan aku banyak hal, dan nasehat-nasehatnya yang amat banyak setiap harinya dari A sampai Z ceritanya.

Nasehatnya sudah layaknya seorang motivator, dan seperti Mama kalo udah ngomong gak berhenti, jalan terus seperti roda yang tanpa rem heheh.

Bercerita panjang kali lebar, kesana, kemari, dan bercerita banyak hal itu menjadi milik kami.

Satu hal yang pertama aku sadar tentang sukuku (batak), selama ini ternyata aku sudah jauh dan melupakannya.

Terakhir kalinya yang mengajari aku itu papa & mama, tapi dengan hadirnya Ia, mengingatkanku kembali bahwa "aku seorang perempuan yang berasal dari suku batak, maka jadilah layaknya dan tunjukkan kalo dirimu orang batak".

Tidak hanya sebatas itu, sampai untuk ibadah ia cuma bilang aku akan selalu beribadah di gereja batak, tempat aku diajarkan dari kecil.

Hummm...berbeda denganku, aku ambil jalan yang berbeda dari orang tuaku. 

Mereka beribadah di ibadah batak, sedangkan aku memilih tempat ibadah lain yang tidak beritme atau berbau batak. 

Sejujurnya dimana pun kamu beribadah itu tidak masalah, karena dimana pun kamu beribadah yang terpenting adalah hatimu, bukan tempat atau orang-orangnya.

Tapi semenjak hadirNya aku seperti kembali pada saat aku masih sama mama,  waw aku serasa mama dan papa ada sangat dekat dengan ku , hahah sangat lucu tapi aneh! 

Memori beberapa tahun seperti hidup kembali oleh orang baru dikenal. 

Lilin Malam Natal Itu Hidup

Menjelang natal, mungkin suasana natalku tidak hidup kembali seperti natal sebelumnya.

Melihat mama yang heboh bikin macam2 kue natal dan hal lainnya.

Setidaknya  suasana natal mulai berasa semenjak hadirNya, memberikan cerita, dan hal yang lainnya.

Jika tahun sebelumnya hari2 selalu mall ke mall, tapi hadirNya membawa aku pada sebuah proses perjalanan, membalikkan arah setirku, mengajarkan aku kesederhanaan, dan hal lainnya.

Yup 24 desember 2016, lilin malam natal itu hidup, sepertinya aku sedang melihat Papa. Thank you dear... 

Welcome New Year yang Bersahabat dan Sepenggal Cerita dengan Si Dia

Hari-hari pun berlalu dan menghantarkan ke tahun yang baru.  

Hei New Year welcome...

Berjalan dan bersahabatlah bersama ku di tahun yang indah ini.

Hari demi hari masih berjalan dan terus berjalan, sama halnya ceritaku dengannya masih berjalan, cerita demi cerita setiap harinya masih berlangsung.

Masih dalam suasana yang lurus-lurus saja, baik-baik saja, cuma bercanda dan tertawa.

Tapi semakin lama mengenal semakin lebih banyak mengenal dan mengetahui sifat masing-masing, mulai memiliki aturan masing2 yang harus di jalankan.

Yah meskipun terkadang ada aturan yang sama2 di langgar.

Cerita orang dewasa dan pikiran orang dewasa sedikit terlihat seperti kabel kusut.

Mulai terjadi perbedaan pendapat, pemahaman yang berbeda, sehingga timbul cerita, pemahamaman dan penilaian  yang lain yang mana 1 + 1 = 11 bukan lagi 2 (dua). 

Tidak heran karena pembahasan dan pemahaman yang satu berbeda dengan satu sehingga pembahasan dan pemahaman yang baru dan masalah yang baru muncul.

Egois, keras kepala, mempertahankan pendapat masing-masing,  marah, saling diam, kemudian sampai kata terserah sampai muncul, berusaha mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain, tapi dari semua itu jangan ragu untuk mengatakan maaf. 

Karena setiap orang pasti memiliki hitam dan putihnya, sisi egoisnya, dan sisi marahnya. 

Lalu bagaimana caranya 1 + 1 = 2 tidak lagi menjadi 11??? 

Proses yang panjang, tidak mudah, setiap konflik pasti ada pemecahaan nya, lakukan dan pecahkan.

11 - egois -keras kepala - mengalah - meredam amarah - bicara/diskusikan - memberikan pendapat - selesaikan  permasalahaan  jangan mengalihkan - mendengarkan - dan jangan malu untuk meminta maaf.

Maka hasilnya 1 + 1 menjadi 2.

Banyak hal dan banyak waktu yang sudah berlalu dan banyak cerita juga selama 1 tahun ini, waktu 1 tahun mungkin waktu yang singkat.

Rasanya baru kemarin kita saling mengenal karena ketidaksengajaan  hehehe...

''Meeting you was fate, becoming your friend was a choice, but falling in love with you I had no control over''.

Dari semua itu aku cuma bilang : 

“I love you not only for what you are, but for what I am when I am with you. I love you not only for what you have made of yourself, but for what you are making of me. I love you for the part of me that you bring out.” (Aku mencintaimu bukan hanya karena siapa kamu, tapi karena siapa diriku ketika bersama denganmu. Aku mencintaimu bukan hanya karena apa yang kamu lakukan terhadap dirimu, tapi apa yang kamu lakukan terhadapku. Aku mencintaimu karena bagian dari diriku yang kau berikan). 

Dari semua cerita dan dari semua waktu, dari semua perdebatan dan dari semua keegoisan dan dari semua canda dan tawa, I want to say thank you to you has filled my day with stories (mengisi hari-hari) sudah memberi semangat dan nasehat sampai hari ini.

"Manusia dipertemukan untuk suatu alasan, entah untuk belajar atau mengajarkan. Entah untuk menjadi bagian terpenting, atau hanya sekedarnya. Akan tetapi tetaplah menjadi yang terbaik di waktu tersebut. Lakukan dengan tulus, Meski tidak menjadi apa yang diinginkan. Tidak ada yang sia – sia karena Tuhan yang mempertemukan" 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments